Naskah Drama Santri KOPI HITAM (PP. BUSTANUL MUTA'ALLIMIN JUBAK - NGUWOK - MODO - LAMONGAN)
KREASI SANTRI KOPI HITAM
( Ketika Otak Perlu Inspirasi Hingga Indah Tidak Ada Manisnya )
REALITA PONDOK PESANTREN BUSTANUL MUTA'ALLIMIN
(Oleh : Kang Muhammad Nashrulloh )
Alkisah
pada zaman dahulu kala ada sebuah pondok pesantren bernama BUSTANUL MUTA'ALLIMIN yang
bertempat di Desa Pait Kecamatan Legi Kabupaten Gulo Kopi yang di dirikan oleh
KH. Muhammad Qohwah, beliau adalah seorang ‘alim ulama’ yang ahli zuhud dan
ahli dzikir khofi, beliau juga masih keturunan para wali, banyak orang yang
mengatakan bahwa beliau juga seorang wali.
Kiyai : Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh, hai semua…..perkenalkan nama saya KH. Muhammad
Qohwah, biasa dipanggil isrof Qohwah jahannam …..alladzi yakhruju min silitil
luwak, kwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkw……..
Dalam
pesantren BUSTANUL MUTA'ALLIMIN ini terdapat 7 santri yang sifat, akhlaq, kecerdasan, dan keahliannya
sangat berbeda-beda, mereka juga berasal dari daerah yang berbeda-beda pula.
Surya : Nama saya Muhammad Surya, biasa dipanggil, Surya 12
Gudang Garam plat merah anti polisi, asli dari desa NESKAVE ( Nesu Karena
Love-love)hahahahahaha……..
Samporna : Nama saya Muhammad Samporna, biasa di panggil Mbah Por Kerta Jaya, Anggrek, Argobromo,
tut..tut…tut…., asli dari desa KUKUBIMA (Kupinang Ku…… Bila
Malam),hihihihihihihihi…….
Diplomat : Nama saya Ahmad Diplomat ( Disetelno Koplo Umat), asli
dari desa MARIMAS, Marimas……Joget dulu, hohohohohoho…….
Jisamsu : Nama saya cukup JISAMSU (JI=siji aku ganteng,
SAM=sampek tuwek tetep ganteng, SU=sumpah guwwwanteng poll ngepok-ngepok) jere ma’ku,hahahahaha……
Apace : Nama saya Apace ( Aku Paling Cerdas dewe),tk buktino
eo, 1+1=2 (kamu koyo coro), 2+2=4( aku memang hebat), 1+2+3+4+5+6+7+8+9= itong
dewe kono, hahahaha……
Luki strike : Nama saya Luki Strike (L=lemah lembut, U=unyu-unyu, K=keren abis,
I=ichhh…ngangenin deh pokoknya),hahahahha…….
Dunhil : Nama saya Dunhil (Dunia hanyalah titipan Illahi ),
asli dari desa nggandol bojonegoro kota perguruan pencak silat.
Tepuk tangan yang meriah untuk kita
semua…………
Selamat
menyaksikan kisah kami…….
Ayam
jago sudah mulai berkokok, Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, saatnya bagi para
santri menunaikan jama’ah sholat shubuh bersama kiyai.
Kiyai : Sowwu sufufakum fainnatas wiatas sufufi min
iqomatissolah, lurusno sofe, loh…. Ng ndi liyane kg mok karek patang glinter?
Surya : samsu tasek ten wingkeng, apace junub sakniki tasek
siram
Kiyai : Lha nok ndi Luki?
Diplomat : Luki Terose sakit Yi.
Kiyai : alasan wae, nk ora glem jama’ah, lahpo mondok?,
golek’I kabeh, nk ra gelem moro, gc ngarah tk kawiti sholate.
Surya : Enggeh yi
Suryapun
bergegas mencari ketiga temannya yang tidak ikut jama’ah sholat shubuh tersebut.
Surya : Ce ndang cepet nk ados,
Apace : sekto, isek kosok’an iki lhe aku
Surya : Yai duko kae lhe….
Apace : wduh….eo diluk engkas aq nyusul ng mushola
Surya : Su, Yai duko,dienteni Yai kae lhe
Samsu : Siiiaappp…..
Surya : Luki, awakmu sakit opo?, wong sakit iku eo tetep
wajib sholat, ndang ayo wudlu, Yai duko kae lhe…
Luki :
he’em tk sarungan sek aq.
Surya
kembali ke mushola bersamaan dengan Apace dan disusul oleh samsu dan Luki yang
berada di belakangnya.
Kiyai : Tak kanadani yo, Nok pondok jama’ah iku nomer siji,
ojo sembrono karo jama’ah,
All :
Enggeh……..
Jama’ah sholat shubuhpun selesai, semua santri
berdzikir dipimpin oleh Kiyai mengagungkan nama Tuhan sang pencipta alam,
setelah usai berdzikir semua santri bergegas menuju kamar untuk mengambil kitab
kuning, sambil menunggu santri berkumpul, sang kiai masih bermunajat memohon
kepada tuhan ilahi robbi, agar supaya kelak santrinya menjadi orang yang
berguna bagi agama, nusa dan bangsa, setiap hari, setiap saat, setiap waktu,
kiyai selalu mendo’akan semu santri-santrinya.
Kiyai : Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil
‘alamin, wassholatu wassalamu ‘ala sayyidina muhammadin, wa ‘ala alihi washoh
bihi ajma’in, faqod qolal mushonnifu rohimallhu ta’ala wa nafa’ana bihi wa
bi’ulumihi, wa hasarona fi zumrotihi, amin ya robbal ‘alamin, ( kitab Ta’lim
muta’allim bab TA’DZIMUL ILMI WA AHLIHI )
Kegiatan
pondok pesantren BUSTANUL MUTA'ALLIMIN, setiap harinya selalu diisi dengan jama’ah dan
mengaji kitab-kitab kuning karangan ulama’ terdahulu yang sampai saat ini masih
eksis melawan iring arus tantangan zaman globalisasi.
Disela-sela
waktu yang tidak ada kegiatan pondok, santri asal bojonegoro yang bernama
Dunhil adalah santri yang ahli bela diri, tak heran dan tak asing lagi jika
Pondok Pesantren identik dengan pencak silat, karena itulah memang budaya
pondok pesantren yang harus dilestarikan untuk menjaga dan membentengi NKRI,
selain mengkaji ilmu fiqih, tauhid dan tasawwuf, santri juga di bekali ilmu
bela diri, Dunhil selalu mengasah keahlihan pencak silatnya yang dulu pernah di
ajarkan gurunya yang bernama KH. ABDULLOH MA’SUM JAUHARI, beliau adalah Pendekar
NU sekaligus Pendiri Ikatan Pencak Silat Nahdlotul Ulama’ Pagar Nusa.
Di
saat Dunhil sedang latihan, semua sahabat-sahabatnya pun berkumpul melihat dan
meminta agar Dunhil mengajarkan bela dirinya kepada sahabat-sahabatnya.
Dunhil :
Nek awakmu kabeh niat pengen iso Pencak Silat Pagar Nusa, cepet ndang salin,
ojo sarungan wae, nggedekno gandol nuw
piye
All :
Siiiiiaaaapppp….komandan…….
Semua
santripun menuju ke kamar untuk ganti celana, dengan cepat mereka bergegas
menuju tempat latihan, sedangkan Dunhil masih aktif mengingat seni bela dirinya
sudah pernah ia pelajari.
Surya : aku wes siap ndan….
All :
Aku bereng eo wes siap Ndan…..
Apace : Cepat baris…….Duduk bersila HUk…. Assalamu’alaikum
War. Wab?
All :
Wa’alaikumsalam war. Wab
Dunhil : Sakdurunge latihan ayo bareng-bareng kirim fatihah ng
nggone kanjeng nabi, shohabat, tabi’in, tabi’inat tabi’in, Syekh Abdul Qodir
Aljailani, poro wali-wali lan poro ulama’ nahdlatul ulama’ khususe KH. Abdulloh
Ma’sum Jauhari pendiri IPSNU Pagar Nusa, ws jelas pencak silate wong NU, ws
jelas Pendirine eo Ulama’ NU, Ws jelas sanate eo teko nggone Kanjeng Nabi.
Luki :
La mek opo kok kirim fatihah bereng, kesuwen tibak’e, gc kirim duwek menisan
tha?????
Dunhil : Kepo loh…..hehehehee……guyon…..ikulah seng mbedakno
antarane Pagar Nusa karo perguruan silat liyane, nang pagar nusa iku antara
jasmani dan rohani iku kudu seimbang, ojo sampek col seh, melu pagar nusa iku
seng terpenting akhlaq lan toto kromone, ojo peketak-peketek, ojo sombong, ben
ora dadi pendekar mbel-mbelan. Ws ayo mulai, ila hadroti……ila
hadroti…..ilakh……….
( LATIHAN PAGAR NUSA KOYO BIYASANE TAPI MOK 5 MENIT THOK)
Setelah
usai latihan, semua santripun beristirahat, karena badan mereka terasa lelah,
sehingga mereka semua tidur terlelap.
Seperti
itulah kegiatan-kegiatan Istiqomah yang di lakukan oleh semua santri pondok
pesantren BUSTANUL MUTA'ALLIMIN, dan mereka semua tidak pernah merasa bosan dengan
aktivitas yang sudah menjadi kewajibannya, Seiring berjalannya waktu, tak
terasa jika ke tujuh santri tersebut sudah 12 tahun menimba ilmu mondok di
sini, Sang Kiyai pun memanggil semua santrinya ke Ndalem.
Kiyai : woe…santri-santri…..cepet kumpul ng ndalem….
Surya : Enggeh Yi sekedap ( Kabehe umek gugop ra karo-karoan
perkoro di timbalei yai )
Semu
santripun menuju Ndalem Kiyai, di pimpin oleh Surya yang berada di depan
sendiri, dan mereka semua duduk dengan hormat tunduk kepada kiyai.
Luki : Onok opo iki su, mosok aku pe dirabekno (berbisik
ke samsu )
Samsu : Ora, Paleng pe dike’I mangan iki, asyik…. ( berbisik
ke samsu )
Samporna : husssttt… meneng, iki mono jenenge pengisian, kito-kito iki
arepe di isi karo yai ( berbisik )
Kiyai : Santri-santri, sampean mondok ng kene iki ws 12 tahon,
saiki sampean-sampean tk ridhoni boyong teko kene, tk dungakno ilmune podo
manfa’at tur barokah kabeh, rejekine lancer, tur iso ngamalno ilmune kanggo
wong liyo, mergo khoirunnas ‘anfa’uhum linnas, sak apik-apik’e wong iku wong
seng manfa’ati marang liyane, ojo lali sholate, ojo lali ngajine, ojo lali
wiridtane, ojo lali istiqomahe, cah mondok iku dorong tentu dadi kiyai, eo onok
sg dadi pengusaha, eo onok sg dadi polisi, lan liyan-liyane,pokok’e tk dungakno
sukses kabeh, amiiinnn….
All :
Amiiiinnnn………..
Kini
tiba waktunya perpisahan, begitu berat mereka meninggalkan pondok pesantren
tercinta, tempat mereka menuntut ilmu, tempat mereka mencari pengalaman, tempat
mereka bercanda tawa, tempat mereka merasakan suka dan duka, kini semua
hanyalah tinggal kenangan yang tak mungkin terlupakan.
Satu
per satu santri berjabat tangan kepada kiyai sambil mengucapkan salam dan
bergegas meninggalkan ndalem kiyai, Sang kiyaipun membalas salam-salam mereka
dengan memeluk santri-santrinya.
20
tahun telah berlalu, pondok pesantren yang di asuh oleh KH. Muhammad Qohwah
kini semakin ramai di datangi santri-santri dari seluruh daerah Nusantara, dulu
hanya 7 santri yang mukim, sekarang hampir 1000 santri yang menimba ilmu di
pondok pesantren BUSTANUL MUTA'ALLIMIN ini.
Pagi
yang cerah di iringi dengan sinar mentari yang menyengat bumi, mengingatkan
kiyai kepada ke-7 santri-santrinya dulu yang pertama kali di ajarnya, sang
kiyai rindu kepada mereka semua.
Kiyai : Subhanallah……Duh Gusti……aq kg kangen karo
santri-santriku mbiyen, rasane kepengen petok aku, wes mugo-mugo wae
santri-santriku dadi wong sukses, uripe kecukupan, amiiinnn….
Kerinduan
kiyai semakin mendalam, hingga menuntun beliau mengingat kenangan-kenangan yang
telah beliau lalui bersama ke-7 santrinya, santri-santrinya pun pasti merasakan
apa yang telah di rasakan oleh kiyai, karena antara kiyai dan santri pasti
mempunyai ikatan bathin yang sangat kuat, di tengah-tengah lamunan kiyai,
datanglah Surya, Dunhil, Samporna, Diplomat, dan Apace, mereka sowan kepada
sang guru dengan profesi yang berbeda-beda.
All :
Assalamu’alaikum ???
Kiyai : Wa’alaikumsalam warohmatulloh….. masya allah santri-
santriku.
Surya : Enggeh Yai….( sambil mencium tangan kiyai, di ikuti
oleh samporna, diplomat, apace, dan duinhil).
Kiyai : piye kabarmu surya, dadi opo saiki?
Surya : Alhamdulillah sae yai….sakniki Alhamdulillah nggadah
pesantren piyambak.
Kyai :
Alhamdulillah …..dadi kiyai gede berarti saiki?
Surya : enggeh yai, gede anune…hehehe….
Kiyai : Alhamdulillah ……lha piye kabarmu Mat, dadi polisi
tha saiki, pangkate opo lhe???
Diplomat : Alhamdulillah sae yai…..enggeh yai, Alhamdulillah jendral
polisi yai…
Kiyai : wah….wah…wah…Alhamdulillah, bintang papat iki
berarti?,
Diplomat : enggeh yai, nek bintang Songo dados NU nuw yai,hehehehe….
Kiyai : juwwosss pokok’e…….lha piye Por kabarmu? Kok macak
loreng-loreng koyo kentara tibak’e,hehehe…, pangkatmu opo por??
Samporno : Alhamdulillah sae yai,….enggeh yai, sakniki dados Laksamana
Besar TNI Angkatan Laut yai.
Kiyai : weleh…weleh…bintang limo iku berarti?,
Samporno : enggeh yai, nk bintang pitu mengke ndak dados obat puyer 16
yai,hehehe,,,,,,
Kiyai : Masaallah…… gak kaprah pokok’e, lha awakmu ce,
kabare piye dadi opo saiki??
Apace : nggeh Alhamdulillah sae yai, sakniki kulo dados
pengusaha sukses yai,
Kiyai : Alhamdulillah…. Ojo lali ben tahon usahane iku di
zakati ce
Apace : enggeh yai….siiiiiaaaappp…..
Kiyai : Dunhil, yo’opo kabare, dadi opo kon
saiki,hehehe…????
Dunhil : alhadulilllluuuuwwwwahhh suuuuuwwwwaae yai…..sakniki
dados Pimpinan Internasional IPSNU Pagar Nusa yai, Kaleh pon nggadah Padepokan
piyambak yai.
Kiyai : Alhamdulillah …….. ojo lali di niati berjuang kanggo
NU lan Bangsa….
Dunhil : enggeh yai….sendiko dawoh…..
Kiyai : lha Jisamsu karo Luki ng endi, kok gak melok??
Surya : Duko, mboten semerap yai, mboten wonten kabar blas
oug yai…
Kiyai : emmm…. Salamno eon k pethok??
All :
enggeh yai….
Kerinduan
yang selama ini terpendam, kini bisa terobati, sang kiyai dan alumni-alumni
tersebut berbincang-bincang, tertawa bersama-sama, hingga tak terasa mereka
sudah lama, dan kelima alumni tersebut pamit undur diri untuk pulang.
Surya : Kulo nyuwon pamit yai?
All :
Kulo nggeh nyuwon pamit yai?
Kiyai : lhoh kog kesusu tenant ho…..ati-ati ng ndalan,
All :
enggeh yai, assalamu’alaikum???
KIyai : Wa’alaikum salam warohmatulloh……..alhamdulillah…..
Karena
kelelahan kiyai pun tertidur dengan posisi masih bersila, tak lama kemudian
Jisamsu sowan kendalem kiyai dengan membawa ubi hasil bercocok tanamnya.
Jisamsu :
assalamu’alaikum?????....assalamu’alaikum????....bismillah…assalamu’alaikum????
KIyai : wa’alaikumsalam warohmatulloh…..masyaallah samsu,
piye nak kabare???
Jisamsu : Alhamdulillah sae yai….
Kiyai : Alhamdulillah….dadi opo lhe saiki???
Jisamsu : Alhamdulillah dados petani yi, nggeh alhadulillah cukup
nk di damel urep sak ben dinten, niki yi amet bolet, ngapuntene yin among saget
maringi niki???
KIyai : alahamdulillah…. Mator suwon su???
JIsamsu : enggeh yi sami-sami….
Kiyai
dan jisamsu sedang berbincang mengingat kenangan-kenangan terdahulu yang pernah
di alami di pondok pesantren tercinta ini, di sela-sela perbincangan tersebut,
jisamsu pun izin pulang, tetapi kiyai menyuruhnya menunggu sebentar,kiyai izin
pergi kebelakang sebentar, untuk mengambil sesuatu yang akan di berikan kepada
santrinya yang bernama jisamsu tersebut.
KIyai : ( sambil membawa kambing ) iki su tk ke’I wedos,
mugo-mugo berkah su.
Jisamsu : ya allah….mboten yi mboten….
Kiyai :hemm…maeng aku mok ke’I bolet tk trimo kok, saiki
awakmu tak ke’I kok emoh, gak apik lho
nolak rizki.(sambil memberikan kambing kepada samsu )
Jisamsu : Matorsuwon sanget Yi, assalamu’alaikum???
Kiyai : iyo podo-podo su, ati-ati ng ndalan, wa’alaikum
salam warohmatulloh….
Jisamsu
pun bergegas meninggalkan ndalem kiyai, dan berjalan menuju kampung halamannya,
namun ditengah perjalanan jisamsu bertemu dengan Luki, Luki pun menyapa Jisamsu
yang sedang membawa kambing dari sang kiyai.
Luki :
Assalamu’alaikum Su?
JIsamsu : Wa’alaikumsalam…..e…luki…
Luki :
piye kabarmu su???
JIsamsu : Alhamdulillah sehat luk..lha riko pripon???
Luki :
eo nginiki su su….klontang klantung dadi kuli bangunan tapi Alhamdulillah
kecukupan su….lhoh kok nggowo wedos bereng, mari kondi awakmu???
Jisamsu : he’em iki mari sowan ng ndaleme yai, iki aku maeng
maringi yai bolet, tros alhamdulillah aku malah di ke’I wedos karo yai, kowe di
arep2 yai kae lhe, kok gc sowan awakmu.
Luki :
isek sibuk aku su, tak tukune wedosmu mumpong aku lagek tes mari bayaran, piye???
Jisamsu : nyoh monggo tho…
Luki :
iki duwik’e, tak tuku eo su??
Jisamsu : uekey…..tak sade….alhamdulillah luwong knek tak gawe
bondo rabi.
Luki :
eo ws aq tk mrono disek eo su, assalamu’alaikum???
Jisamsu : yomand..wa’alaikumsalam…..
Luki
berjalan lagi menuju rumahnya, sedangkan luki dengan perasaan thoma’ langsung
bergegas menuju ndalem kiyai, dalam perjalanan ia tertawa seorang diri sambil
berkata
Jisamsu : nek samsu sowan nggowo bolet oleh wedos, berarti nk aku
sowan nggowo wedos oleh sapi, waasssyyeeekkk….. iso sugeh ndodok aku iki ceritane….
Sifat
thoma’ sudah menyelimuti hati luki, sehingga hatinya kalah dengan nafsu bisikan
setan yang terkutuk, ia berlari sambil menyeret kambingnya, karena tak sabar
dengan sapi yang akan di berikan kiyai kepadanya.
Luki :
assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh kiyai???
Kiyai : wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh
wamaghfirotuh, luki…piye ngger kabarmu….????
Luki :
Alhamdulillah dados kuli bangunan yi, niki yi mendo kulo ikhlas yi, maringi
njenengan,
Kiyai : Alhamdulillah….. mator suwon luk,
Mereka
berdua bercerita kesana kemari, hingga tak terasa sudah lama mereka saling
berbincang, kiyaipun izin ke belakang untuk menaruh kambing yang di kasih luki,
dan sebenarnya kambing itu adalah kambing kiyai sendiri yang diberikan kepada
samsu, kiyai bingung, harus di kasih apa santrinya yang satu ini, karena di
ndalem kiyai sudah tidak ada apa-apa lagi selain ubi yang tadi kasih oleh
samsu, tanpa berfikir panjang, kiyai pun mengambil ubi tersebut untuk di
berikan kepada luki.
Kiyai : iki luk oleh-oleh gawe jaminan nang omah…
Luki :
enggeh yi, mator suwon, assalamu’alaikum???
Kiyai : wa’alaikumsalam warohmatulloh…..
Dengan
perasaan yang jengkel luki pamit tanpa mencium tangan gurunya, dan marah-marah di
setiap jalan.
Luki :
Nasib-nasib, duh gusti iki sikso tho cobo???
Begitulah
Luki dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah, sifat thoma’ selalu
menyelimuti dirinya.
Dari
kisah ini bisa kita petik sebuah hikmah, bahwa hormat dan patuh kepada guru
adalah hukumnya wajib, karena dalam pondok pesantren itu tergantung diri kita
sendiri, jika kita menanam pasti kita akan memanen, jika kita menanam sedikit
maka panennnya pun juga sedikit, dan semua itu karena ridho dan tidaknya kiyai.
Keikhlasan
itu hanya Allah yang tau, bukan lewat lisan kita sendiri, dan sesungguhnya
sifat tama’ hanyalah menyiksa diri sendiri, dan itu termasuk perbuatan yang
merugi.
Sekian
Teater KOPI HITAM dari alumni kamar PERTAMINA, semoga bermanfa’at bagi kita
semua.
WALLAHUL MUAFFIQ ILLA AQWAMIT
THORIQ…
WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOHI
WABAROKATUH…
lanjutkan (y)
BalasHapusDi beri bahasa indonesia
BalasHapusJos
BalasHapusbagus kak
BalasHapusKeren2 kang
BalasHapus